Minggu, 31 Mei 2009

Man-U Juara dan Makin Kaya Pasca Final Liga Champions 2007/2008

Manchester United
(Istimewa)

Manchester – Koleksi mahkota Liga Champions Manchester United memang belum sebanyak Real Madrid. Man-U baru sepertiganya. Tapi, dengan menjuarai musim 2007/2008, 'Setan Merah' dipastikan makin kaya raya.

Belum ada memang yang mampu melampaui rekor Madrid di perhelatan Liga Champions. El Merengues sudah sembilan kali jadi kampiun. Man-U sendiri baru tiga kali.

Teraktual, Man-U meraihnya Rabu (21/5) malam atau Kamis (22/5) dini hari WIB di Stadion Luzhniki, Moskow. Pasukan Alex Ferguson memenangi duel final penuh drama melawan Chelsea yang harus diakhiri dengan adu penalti. Total skor 7-6 buat Man-U.

Sukses di Liga Champions ini juga membuah gelar kedua Man-U di musim 2007/2008. Dua pekan sebelumnya, Rio Ferdinand dan kawan-kawan mematrikan diri sebagai jawara Premiership.

Tak kalah penting dari koleksi gelar itu, dengan menjuarai Liga Champions, Man-U dipastikan makin kaya raya. Jumlah kekayaan mereka, bahkan, melebihi kekayaan Madrid yang selama ini dikenal paling jor-joran belanja pemain di bursa transfer.

Deloitte, perusahaan konsultan bisnis olahraga, Februari lalu merilis penghasilan terbaru Man-U mencapai 315 juta euro (Rp 4,2 triliun). Klub milik taipan asal AS Malcom Glatser ini akan menerima penghasilan tambahan berkat prestasinya menjuarai Liga Champions.

Hasil studi Coventry University yang didukung Mastercard, salah satu sponsor Liga Champions, Man-U diprediksi akan mendapat penghasilan total 115 juta pounsterling (Rp 2,1 triliun).

Jumlah itu adalah hasil kumulatif dari bayaran pertandingan, hadiah, sponsor, penjualan tiket, dan berbagai sektor lainnya.

Dari sponsor dan hak siar televisi saja, Man-U diperkirakan meraih 85 juta poundsterling (Rp 1,5 triliun). Manchester, kota yang jadi markas Man-U, kebagian rezeki 10 juta poundsterling (Rp 184,6 miliar) karena imbas kemenangan di Liga Champions, terutama dari sektor wisata, makanan, minuman, suvenir, dan lainnya.

"Final Liga Champions tidak hanya menyediakan hadiah terbesar, tapi juga merangsang ekonomi begitu hebat. Total keuntungan dari adanya event ini diperkirakan mencapai 210 juta poundsterling (Rp 3,8 triliun)," kata Simon Chadwick, profesor dari Coventry University.

Menurut Chadwick, Man-U juga mendapat 30 juta poundsterling (Rp 554 miliar) selama mengikuti serangkaian pertandingan di Liga Champions musim ini.

Setiap kontestan yang tampil di Liga Champions memang mendapat bayaran. Jika menang, bayarannya bertambah. Mencapai final, bayarannya makin berlimpah, apalagi buat sang juara.

Penghasilan bagi juara Liga Champions musim ini jauh lebih besar dibandingkan juara musim lalu. AC Milan, setelah mengalahkan Liverpool 2-1 di final, diperkirakan 'hanya' meraup 67 juta poundsterling (Rp 1,2 triliun).

Liverpool, ketika jadi juara Liga Champions dua musim lalu, hanya meraup 46 juta poundsterling (Rp 849,6 miliar). FC Porto yang juara pada musim 2004/2005 diganjar 10 juta poundsterling (Rp 184,6 miliar).

"Naiknya penghasilan itu karena final kali ini mempertemukan dua klub Inggris. Suporter Inggris dikenal sangat boros untuk ukuran sepakbola, baik dalam membeli tiket, merchandise, makanan, minuman. Belum lagi pengeluaran dari suporter non-Inggris," jelas Chadwick.

Itu pula yang menyebabkan final Liga Champions 2007/2008 dipastikan telah menyamai event besar seperti NFL Super Bowl di AS.

Setiap suporter Inggris yang datang ke Moskow untuk menyaksikan laga final Man-U melawan Chelsea, misalnya, diperkirakan membelanjakan uangnya sampai 624 poundsterling (Rp 11,5 juta) dalam dua hari.

Sainsbury’s Finance memprediksi, secara total suporter Inggris membelanjakan 40 juta poundsterling (RP 739,1 miliar) untuk menyewa hotel, membeli makanan, minuman, suvernir, transportasi, dan kebutuhan lainnya.

Seperti itulah sekilas gambaran hasil yang dicapai klub berprestasi sekelas Man-U. Mereka prestisius dan kaya raya. Dari pelatih, pemain sampai pengurusnya hidup nyaman berkat kerja keras yang tak kunjung surut. [I3]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar