Minggu, 31 Mei 2009

Perangkap MU, Neraka bagi Arsenal

Para pemain Manchester United melambaikan salam kepada para pendukungnya usai mengalahkan Arsenal di semifinal Liga Champions.

Rabu, 6/5/2009 | 04:31 WIB

JAKARTA, — Manchester United memperoleh buah manis berkat strateginya bermain efektif di kandang Arsenal. Tiket final Liga Champions untuk kedua kalinya secara berturut-turut berhak mereka dapatkan.

Setelah meraih kemenangan tipis 1-0 pada laga pertama, Pelatih MU Sir Alex Ferguson sudah mengira jika Arsenal akan menyerang mereka di Stadion Emirates. Formasi 4-4-2 yang diprediksi oleh Ferguson memang agak meleset karena "The Gunners" memakai formula 4-3-2-1 di kandang sendiri. Namun, taktik menyerang sejak menit awal oleh Arsenal memang sudah bisa diprediksi. Itu terbukti sejak bola bergulir.

Pemain MU sudah siap dengan itu semua. Prediksi mereka melahirkan siasat menjebak lawan. Ferguson pun menggunakan struktur pemain yang sama dengan lawannya. Bedanya, kali ini Wayne Rooney tidak ditempatkan sebagai striker tunggal. Seperti duel sebelumnya, striker Inggris itu diplot sebagai sayap kiri plus kewajiban turun jauh ke belakang.

Ferguson justru menempatkan Cristiano Ronaldo seorang diri di depan dan Park Ji-Sung sebagai sayap kanan. Terbukti, kecepatan kedua pemain ini sangat mematikan. Dari kaki kedua gelandang ini pula lahir tiga gol di gawang Manuel Almunia.

Serangan cepat yang dibangun Ronaldo di sektor kiri pertahanan lawan berbuah assist cantik bagi Park. Kieran Gibbs yang sudah benar menempel Park ternyata terlalu cepat berlari. Gibbs terpeleset ketika hendak memotong bola dan ini memudahkan Park menceploskan bola.

Gol berikutnya, dari Ronaldo, menunjukkan betapa keras dan akuratnya tendangan Pemain Terbaik Dunia dan Eropa itu. Robin van Persie mungkin lupa dengan talenta anak Portugal tersebut sehingga pelanggaran yang dilakukannya di luar kotak penalti harus dibayar mahal. MU semakin percaya diri dengan keunggulan agregat 3-0. Penonton pun mulai cemas dan tak bergairah.

Harus membalas empat gol jelas suatu hal berat bagi Cesc Fabregas dkk. Harapan pelatih Arsene Wenger menambah daya gedor dengan memasukkan Emmanuel Eboue di babak kedua pun tak membuahkan hasil. Cara ini malah dibayar mahal oleh gol kedua Ronaldo malam itu. Kemudian, lagi-lagi gol ini lahir lewat serangan balik cepat.

Hanya tiga pemain yang memotori gol ketiga MU malam itu: Park, Rooney, dan Ronaldo. Kecepatan lari Ronaldo dan Rooney dari kedua sayap sudah cukup membuyarkan kesiapan pertahanan Arsenal. Semua pemain Arsenal di lapangan tengah terlambat menutup gerak dua pemain MU itu.

Hasil itu sudah sangat cukup bagi MU untuk berkonsentrasi pada pertahanan, yang malam itu memang sudah sangat kuat berkat Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic. Sayangnya, sebuah kesalahan yang tak perlu dari Darren Fletcher menodai permainan "Setan Merah" dan berbuah gol penalti dari Van Persie. Skor 3-1 atau agregat 4-1 tetap tak menolong Arsenal.

Wenger pasti kecewa dengan kekalahan ini. Namun, pendukung Arsenal sekiranya memaklumi kelemahan lini belakang timnya, yang tak diperkuat William Gallas dan Gael Clichy. Cedera yang dialami Mikael Silvestre juga tak memberi Wenger pilihan selain memasang Johan Djourou yang kurang pengalaman di Eropa.

Memaksa semua pemain membantu serangan mengakibatkan beban pertahanan Arsenal semakin berat. Walcott yang digadang-gadang bisa main cepat tak begitu kentara di sayap kanan. Jalan pintas berupa umpan-umpan panjang kepada Emmanuel Adebayor terlalu mudah dibaca. Begitu ada celah di lini tengah, susah bagi "The Gunners" untuk mengisinya rapat-rapat. Ruang kosong ini menjadi makanan empuk bagi Anderson, Park, Ronaldo, dan Rooney, yang tampil dengan tenaga penuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar