Jumat, 12 Maret 2010

Italia Terhina oleh Kekalahan Milan

Striker AC Milan, Marco Boriello, menutup muka dalam laga 16 besar Liga Champions lawan Manchester United di Old Trafford, Rabu (10/3/2010).

MANCHESTER, - Media massa Italia serentak berduka atas kekalahan AC Milan di Liga Champions. Kegagalan itu lebih dari kekalahan semata, melainkan suatu penghinaan.

Sebagai klub yang pernah tujuh kali juara Liga Champions, rasanya sulit bagi Milan untuk menerima kekalahan agregat 7-2 dari tangan Manchester United. Wakil Presiden Milan, Adriano Galliani, merasakan hal itu meski ia sudah merasa kekalahan itu bakal terjadi.

"Jujur saja, sulit untuk percaya bahwa klub yang lebih banyak menang di kancah internasional dibanding tim lain (MU) kalah 4-0," kata Galliani. "Saya agak malu."

Kekalahan telak di Old Trafford semalam langsung didamprat oleh media setempat. Harian La Repubblica juga menyebut kekalahan itu sebagai suatu yang hina-dina. "Sebuah pelajaran dari (dua gol Wayne) Rooney. Milan tersingkir dengan kepala tertunduk - 4-0 bukan kekalahan, itu pembuangan," tulis mereka.

Sementara itu, La Gazzetta dello Sport terang-terang menyebut kejayaan Milan hanyalah masa lalu. "Suatu ketika, dulu pernah ada Milan," bunyi judul di halaman depan harian itu. "Misi kemustahilan berubah menjadi penghinaan dan reruntuhan Milan tua tinggal di Old Trafford."

Bukan hanya itu, Gazzetta juga menyoroti hilangnya kebanggaan pada diri Milan sebagai macan Eropa. Milan seolah sudah melupakan mental juara Liga Champions yang sudah turun-temurun dimiliki para pemain mereka. Dalam kolom editorialnya, Gazzetta menulis, "Kalah di Old Trafford bisa diterima, tapi tidak seperti cara seperti itu, tanpa menunjukkan rasa bangga. Sejumlah pemain Milan (masih) tidak memiliki pretise Eropa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar